Loading...

Social Icons


Penyakit Goham atau telo atau tetelo atau thelo

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Sebagai penghobi burung ketika melihat kelangenan nya menunjukan tanda2 kepala melintir terus kaki sempoyongan hilang keseimbangan bahkan untuk terbang ketangkringan saja sudah tidak sanggup lagi dan selanjutnya akan sangat mengenaskan: burng berputar2 didasar sangkar sambil kepalanya melintir kearah belakang tubuhnya melihat kondisi seperti in maka yang ada malah bisa jadi bikin stress karna kejadiannya akan dan selalu secara tiba2. Jenis penyakit ini ada yang bilang Goham/telo/tetelo/thelo dalam beberapa referensi, belum ada yang bisa menyebutkan secara pasti, apa penyakit ini dan bagaimana mengatasinya. Ini kutipan dari artikel Om kicau.com :berjudul Twirling, Startgazing, Flamingo Effect” tentang penyebab dan penanganan “burung berputar-putar”, ada beberapa poin penting:
  1. Salah satu kemungkinan penyebab adalah terdapat luka di bagian dalam telinga sehingga sistem keseimbangan dalam tubuh (vestibular system) terganggu. Jika hal itu bisa dipastikan sebagai penyebabnya, maka penyembuhan luka dengan antibiotik adalah solusinya.Artinya, jika penyebabnya memang karena adanya luka atau gangguan pada bagian dalam telinga, maka setelah gangguan hilang atau luka sembuh, maka “kepala memutar” pada burung akan sembuh.
  2. Infeksi jamur bisa menjadi penyebab timbulnya gangguan pada keseimbangan burung. Jika hal ini yang terjadi bisa diobati dengan obat untuk manusia yang dalam referensi mengenai hal ini di ladygouldianfinch.com disebut suspensi nastitin. Namun karena untuk obat ini perlu resep dokter, maka penggunaannya pun harus seusai petunjuk dokter.
  3. Artikel di sebuah majalah hewan peliharaan yang ditulis Louise Bauck BSc DVM MVSc, dokter hewan dari Avicultural Hagen Research Institute, Montreal, menyebutkan bahwa virus paramyxovirus tipe 111 merupakan virus penyebab “penyakit berputar-putar” pada berbagai burung jenis finch. Diakui, sulit mendiagnosa penyakit ini bahkan pada burung yang sudah mati. Namun hal itu dikaitkan dengan adanya peradangan pada pankreas keyika dilakukan pembedahan tubuh burung yang sudah mati. Jika virus tersebut adalah penyebabnya, maka tidak ada pengobatan yang bisa dilakukan.
  4. Faktor genetik juga diketahui menjadi biang keladi penyakit “burung berputar-putar”. Hal ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Joanne pada burung-burung gouldian. Jika burung Anda sering berputar-putar karena faktor keturunan, dia hanya menyarankan hendaknya kita tidak menggunakan wadah besar untuk minuman burung karena jika tidak terkontrol burung bisa mati tenggelam ketika berputar-putar dan kepalanya masuk ke dalam air.
  5. Kekurangan nutrisi (vitamin dan mineral) tidak disebutkan sebagai penyebap penyakit “burung berputar-putar” ini. Namun demikian, masalah kecukupan nutrisi tidak bisa diabaikan karena banyak sekali gejala penyakit pada burung yang penyebab awalnya adalah kekurangan nutrisi.Burung yang suka menarik ke belakang kepalanya, sampai mendongak hampir jatuh atau bahkan sempoyongan dan jatuh, bisa disebabkan oleh karena kekurangan mineral magnesium (Mg). Untuk hal ini, silakan baca Peta Penyakit Burung.
  6. Ketika burung Anda terlihat menunjukkan tanda-tanda “berputar-putar”, maka upaya pengobatan hanyalah usaha yang menghambur-hamburkan uang. Mengapa? Sebab hingga saat ini memang belum bisa dipastikan apa penyebab burung seperti itu dan apa pengobatan yang tepat untuk menanganinya.

Sudah tiga kali saya mengalami dan menangani-Treatment untuk kelangenan yang terkena penyakit ini. Semuanya bisa alhamdulillah bisa diatasi dan bisa kembali normal. Kalau diamati dari pengalaman pertama mengobati jenis penyakit ini semuanya terjadi pada saat musim penghujan kecuali kejadian malam 3 peb'13 jam 18 ini sudah dalam akhir musim penghujan. Tanda2 awal memperlihatkan burung selalu membuka paruh seperti kepanasan dan selalu berusaha mengeluarkan kotoran dari mulutnya.
Seperti biasa kalau hari minggu burung dibersihkan dimandikan sampai lepek kemudian dijemur dan karena burung ini lagi tahap penjodohan maka konsumsi jangkrik p10/s10 plus kroto sedikit saja setiap hari. Pada minuman hariannya selalu dikasih vitamin. Selesai mandi+jemur maka burung dimasukin kedalam rumah karena alasan keamanan, maka pemberian EF pun seperti biasa porsinya. Pada siang harinya burung terlihat selalu mebuka paruh ternyata ini adalah gejala yang diperlihatakan sebelum kena tetelo. Saat itu belum dilakukan pengobatan karena burung masih terlihat sehat dan makan pun masih normal (selera makannya bagus). Sore hari saat waktunya pemberian jam makan burung sudah tidak terlihat membuka paruh akan tetapi burung terlihat tidur dan spontan kaget saat saya akan berikan jangkrik kedalam cepuk. Setelah burung konsumsi 2-3 ekor jangrik baru terlihat lagi burung membuka paruh dan sambil mengeluarkan jangkrik yang sudah dimakannya spontan saja saya ambil sisa jangkrik yg masih bayak didalam cepuk. Nah .... burung sudah mulai kelihatan gejala sempoyongan kepala melintir kebelakang.
Seperti biasa saya salalu menyimpan Antibiotik yang selalu saya pakai untuk Treatment penyakit ini dan langsung melakukan tahapan2  seperti dibawah ini :
Tahap pertama adalah menangkap burung kemudian teteskan 3-4 tetes kedalam mulutnya. setelah itu suapin sejumput kroto segar kedalam mulut burung kemudian lepaskan burung kedalam sangkar biarkan saja jika burung berputar-putar didasar sangkar.
Tahap kedua adalah menagkap kembali burung untuk diberikan tetesan atibiotik kedua setelah dua jam pemberian pertama tadi. Pada tahap ini biasanya kalau penaganannya cepat maka burung sudah ada ditangkringan pada saat mau ditangkap walaupun masih agak sempoyongan. Jika demikian maka burung tidak perlu ditangkap cukup berikan kroto yang sudah ditetesi antibiotik dan masukan kedalam cepuk tetapi jika penanganannya berlarut-larut lakukan seperti tahap pertama bahkan saya sendiri saat kejadian pertama baru dikasih antibiotik pada hari berikutnya karen saat itu tidak pernah menyimpan antibiotik seperti itu dan baru besok paginya saya beli ditoko burung.
Tahap ketiga biasanya seperti yang pernah saya alami pada tahap ini pada saat mau ditangkap burung sudah mampu terbang ke tangkringan walaupun sambil sempoyongan. Pemberian kroto yang sudah ditetesi antibiotik harus terus dilakukan sampai burung bisa bertengger normal ditangkringan. Lakukan setiap tahapan setiap dua jam sekali.
Kalau melihat gejala sebelum terkena penyakit ini dari semua kelangenan yang pernah terjangkit semua karena porsi konsumsi EF yang berlebihan dan efeknya suhu tubuh burung panas. Mungkin bisa juga diimbangi dengan pemberian kroto yang seimbang dengan jumlah pemberian jangkriknya karena selama dilakukan treatment pemberian jangkrik distop (jika masih konsumsi susah disembuhkan). Kroto adalah EF yang cocok buat Treatment untuk penyakit ini selama masa penyembuhan dan EF yang bersifat panas harus dihentikan dulu. berdasarkan point diatas jika pemberian EF yang bersifat panas jumlahnya dinaikan maka pemberian kroto pun harus dinaikan posrsinya untuk mengimbangi sifat panas dari EF jangkrik.

TRIMAKASIH SALAM EP Mania.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين